Senin, 21 Januari 2013

informasi salon plus jogja dan sekitarnya

Teman-teman berada dalam artikel : informasi salon plus jogja dan sekitarnya
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang :  informasi salon plus jogja dan sekitarnya
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur Teman-teman...


Bercumbu Dengan Pemuda Idaman

Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah
bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit
putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah.
Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis
yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan
bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk
tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4.

Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup
besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja
perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi
instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah
aku dan Indra pertama kali terjadi.

Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami. Aku
berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali
suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu
dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain
merupakan pantangan buatku.

Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku
diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat.
Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa
memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang
kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan.

Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri)
ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku.
Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas
sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan
atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau
perasaan tertarik padanya.

Pada awalnya hubungan kami biasa-biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun
begitu, Indra selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik.
Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya
berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra
membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang
kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan
padanya. Karna Indra sangat pandai memancing.

Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur
menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku.
” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan.
” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku.
” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra
bertanya lagi.
” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya
untuk duduk disampingku disofa.

Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang
dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya.
” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya
tiba-tiba.
” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau.
” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau
memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi.
” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan
mata.
” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.

Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi,
ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang
lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku
dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung
membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul
pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar.

Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut
menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat
bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia
terjengkang kebelakang.
” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar
menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku.
” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah
bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika” Ujarnya lirih
sambil meninggalkanku.

Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku.
Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika
Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu
dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku
menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.

Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan
permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua
perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra, pemuda yang
usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak
tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra.

Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan-jalan. Awalnya aku
menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab
perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek,
Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari
minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.

Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar
suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk
menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya.
Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi
juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami
jalan-jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami
sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan
tetangga, keluarga dan terutama suamiku.

Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan
kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya
menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang
tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran
juga begitu, jadi aku maklum saja.

Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa
kamar sendiri akan tetapi indra melarangku.
” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed-nya ada
dua ” Ujarnya.
Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun
sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati.

Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar
sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga
kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan dari
kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku
semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa
ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra
diam terpaku.

Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang
saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung
mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika
bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku
semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku.
Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga
mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu
tengkukku merinding.

Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan
pelukannya padak diriku.
” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata.
Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan
kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk
dipangkuannya.
” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin
Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan.

Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh
wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun
perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra
sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku
benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku
sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini.

Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai
terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku
pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.
Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak
ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra.
Secara refleks aku masih coba berontak.

” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari
pelukannya.
” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan
memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu.
Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini
ganti sibuk melepas BH-ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna
sama sekali. Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat
erat.

Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku
berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan
Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Indra mengangkat dan
merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat
salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas
buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas
buah dada yang kenyal dan putih ini.

Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena
kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan
karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat
puting susuku.
” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan..
,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak.

Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai
sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis
mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat
Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku
berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki
Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku.

Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total
dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki
lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan
melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku.
Sementara aku seperti pasrah tanpa daya.

” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan
perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk
melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup.
” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar..
, aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan
terbata-bata dan wajah yang memelas.

Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar
birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku. Bibir dan salah
satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi
mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek
merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah.

Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel
ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak
dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan
suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar
dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar
dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja.

Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan
Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda
dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau
hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3
sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki
penis sebesar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes
dan penasaran.

Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika
merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang
melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini
kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku,
sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang
semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan
rangsangan sedahsyat ini.

Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang
vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia
memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar
hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang
luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku
masih berusaha menolaknya.

” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku.
Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya
di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar
hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa
sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di
selangkanganku. Kini aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi.

Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra
melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok-ngok batang penisnya
yang berukuran luar biasa tersebut.
” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran
ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja.
” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu.
” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil
menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku.

Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar
dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku
sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu
dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku.

” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra.
Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang
dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda.
” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil
memegang penis Indra.
” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut.

Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik
Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang
sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku
berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak
berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku
memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.

Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku
sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak
berdaya dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya
kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap
selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat
tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar
Indra dengan tanganku.

Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah
itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang
terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku
seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai
menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila
batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang,
dan laki-laki itu bikan suamiku.

Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa
malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut
Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih
erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh
kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba-tiba
kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin
terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang
kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir
lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya
kevaginaku. Tentu saja aku tersentak.

” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.
Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain
sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang
besar itu masuk kelubang vaginaku.
” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ”
Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah.

Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh
aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir
vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra
sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku
bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran
lubang senggamaku.

Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir
vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai
menerobos masuk. Walau
pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara.
Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan
dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul
membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa
nikmatnya.

Indra terus menerus mamaju-mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina.
keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus
berpagutan.
” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal.
” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal.

Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu
telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang
besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh
batang penis Indra yang sangat-sangat besar itu.
“Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku.
” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa
vaginaku secara perlahan.

Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua
divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini
semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku
terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra
semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku.
Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding
vaginaku.

Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini
tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh
besar dan kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras,
sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep..
, begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku.

” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang.
Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam
sepuluh tahun ini.
Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar
telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku
sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan
seperti ini.

Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur
tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu
seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat-erat.
” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai
puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan
batang kejantanannya keselangkanganku.

Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta dibawah dekapan Indra yang kuat.
Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut..
puuaas.! ”
Desah indra.
” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku.
Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan
kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si
Indra dapat menancap sedalam-dalamnya.

Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga
menghentikan genjotannya.
” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya
lembut sambil mengecup pipiku.
Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku,
untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra
yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut
jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat
luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.

Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku.
Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan,
kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis
Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang
dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan
yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira.

Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak
henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa
henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai
merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku
balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar
mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku.

” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra.
” Eehh..” Hanya itu jawabku.
Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama.

Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra
dibawah.
” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra.
Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju-mundur, kiri-kanan,
untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan
masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang
telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan.

” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra
sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku.
Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak
terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam-hunjamkan vaginaku kebatang penis
Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart
membalas ciuman Indra.

” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah.
Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung
membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah,
Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak
ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku. Lalu rasa nikmat itu
seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga,
sementara napasku semakin tak menentu.

” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra.
Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras.
” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku
masih terus menggelepar-gelepar dalam tindihan tubuh Indra.

Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus
semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan
tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus
memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya
bergetar hebat.

” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan
lagi.
Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga
semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras
muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga
batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku.
Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur
dari kemaluan si Indra.

Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa
basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke
bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran.
setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar.
Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus
menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu
mengetuk perasaanku.

” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini
” Ujar Indra denagn lirih.
Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing.
Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami
berdua.

” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak
pada pintu.
Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan
keluar kamar. Tanpa kata-kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan
dibuka.
” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan
Indra.
” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu.
Sementara Indra cuma tersenyum.

Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu
kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat
kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Indra. Aku selalu terbayang
keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku
yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin
merasakan kenikmatan yang lebih.

Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan
2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap
kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh
keperkasaannya. Saat menulis cerita ini pun beberapa kali harus terhenti karena
Indra dan aku sudah sangat terangsang.